Beberapa regulasi di era pandemi Corona ini harus dijadikan sebagai rujukan dalam melaksanakan pembelajaran. Aturan atau regulasi yang dimaksud berupa surat edaran maupun keputusan bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, serta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. 1. Keputusan Bersama Mendikbud, Menag, Menkes, Mendagri tentang PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN
PADA TAHUN AJARAN 2O2O/2021 DAN TAHUN AKADEMIK 2O2O/2021 DI MASA PANDEMI CORONA VIRUSDISEASE 2019 (COVID 19). Download Salinan Keputusan Bersama 4 Menteri Download Lampirannya 2. Surat Edaran Sesjen Nomor15 TAHUN 2O2O TENTANG PEDOMAN PEI.IYELENGGARAAN BELAJAR DARI RUMAH DALAM MASA DARURAT PENYEBARAN CORONA YIRUS D/SEASE (COVID-19) Download SE 15 Tahunn 2020
Berikut ini
link dari pelatihan Blog Edu yang diselenggarakan di SMP Negeri 2
Kutasari dan SMP Negeri 3 Kutasari berturut-turut tanggal 6, 7 Desember
2019. Materi yang diberikan sangat singkat, yaitu mencakup bagaimana membuat blog, menulis 1-2 postingan, dan membuat 1 buah soal online. Waktu yang dibutuhkan untuk pelatihan tersebut kurang lebih 1,5 jam Harapannya, nanti akan ditindaklanjuti dengan pelatihan yang lebih mendalam. Berikut materinya :
Menulis
merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi para guru. Menulis adalah
keniscayaan. Ketika menulis maka kita bisa berkontribusi besar terhadap
dunia. Bayangkan? Tiap hari generasi kita dijejali berbagai informasi yang berlimpah, tanpa sekat/batas. Tugas
seorang guru bukan sekedar mengingatkan siswanya agar tidak mengakses
konten-konten sampah tersebut. Tetapi yang lebih penting lagi bagaimana
menyediakan konten-konten yang nantinya akan diakses oleh siswa-siswa
kita. Konten yang disajikan harus lebih menarik
ketimbang konten-konten sampah tersebut. Selain dari sisi isinya..tapi
juga kemasannya. Blog yang bertemakan pendidikan sudah
sangat banyak ditemukan. Dari blog yang dibuat asal-asalan sampai yang
profesional kita bisa menemukannya dengan mudah. Dari
berbagai blog yang sudah ada kita bisa merumuskan atau merencanakan blog
pendidikan apa yang akan kita kelola. Apakah memuat semua pelajaran,
satu pelajaran, satu pelajaran dalam 1 tingkat kelas, atau bahkan lebih
spesifik lagi sampai mengkhususkan pada bab/tema tertentu. Di sini akan dipandu pembuatan edu blog yang memuat bagian-bagian sebagai berikut : 1.Perangkat Pembelajaran/Kurikulum Kurikulum ini meliputi prota, prose, minggu efektif, KKM, Silabus, dan RPP 2.Materi pelajaran Yang memuat bab/tema dari pelajaran yang diampu 3.Evaluasi Berisi soal-soal ulangan harian, PTS, PAT, Try Out, UN/US yang dapat dikerjakan langsung secara online. 4.Media Pembelajaran Bagian
ini berisi media pembelajaran yang dibuat/dikumpulkan oleh guru baik
berubah animasi, video, presentasi, maupun multimedia pembelajaran
interaktif 5.Artikel Bagian
ini berisikan tulisan-tulisan terkait dengan dunia pendidikan. Misalnya
catatan kegiatan selama di sekolah, catatan selama melakukan kegiatan
PKB, opini, dan tulisan-tulisan lain. Terkait dengan dengan pengisian konteks di atas diperlukan beberapa teknik, yaitu : 1.Memasukan presentasi dalam bentuk ppt ke dalam blog 2.Menyisipkan gambar/video ke dalam blog 3.Memasukkan soal yang dibuat secara online atau offline
*Postingan ini pernah dimuat sebelumnya di blog penulis yang lain. Untuk kepentingan pembinaan, postingan tersebut dipindah ke blog binagtk.com. Mohon dimaklumi.
Apa
yang akan kita kerjakan haruslah menjanjikan manfaat. Tanpa itu kita
tidak akan melakukannya. Manfaat yang dimaksud bisa saja sangat serius
sampai hanya sekedar membunuh waktu. Misalnya kita akan tidur. Bisa
karena lelah setelah beraktivitas sepanjang hari atau karena sudah tidak
ada pekerjaan lagi. Boleh juga dong tidur karena ingin lari dari
masalah. Atau bahkan tidur untuk membunuh waktu. Intinya sekecil apapun
alasan kita untuk melakukan sesuatu menjadi pemicu kita untuk
bertindak. Sama
halnya, ketika ingin membuat dan mengembangkan blog harus ada motivasi
yang kuat melalui AMBAK. Apa Manfaatnya Bagi Ku. Sebuah pertanyaan yang
familiar saat membaca buku Quantum Teaching-nya Bobbi Deporter
& Mike Hernacki. Di dalam buku itu dituliskan bahwa segala sesuatu
yang ingi Anda kerjakan harus menjanjikan suatu manfaat atau Anda tidak
akan termotivasi untuk melakukannya. AMBAK tersebut kadang sangat jelas
ada di benak kita, tetapi saat masih ragu-ragu maka kita perlu
mencarinya, bahkan menciptakannya. Bagi
teman-teman yang sudah mendapatkan manfaat mengapa mau nge-blogging,
bagian ini bisa dilewati atau justru malah perlu dicermati agar
motivasinya bisa lebih kuat. Bagi yang dari awal tidak menganggap
penting. Lupakan bagian ini. Tutup buku saja. Dan lakukan pekerjaan
lain. (Tepuk jidat deh..). Tentunya harapan saya tidak seperti itu. Motivasi bisa dibangkitkan, dicari, dan diciptakan. Oke. Terpikirkan
tidak oleh kita baik sebagai guru atau orang tua atau pemerhati
pendidikan atau sebagai pengamat yang sekedar lewat bahwa banyak sekali
konten multimedia baik berupa teks, gambar, video, audio dan
paduan-paduanya begitu menjejali kita kapan saja dan di mana saja. Saat
di perempatan jalan ada baliho besar yang berisi kontan yang sangat
menggoda untuk diamati karena tulisannya yang menarik, berukuran besar,
berwarna dan juga gambarnya yang menarik perhatian. Atau saat kita
menonton film ditemukan efek-efek kamera atau animasi yang sangat
dahsyat. Atau juga saat browsing lihat berbagai konten yang sangat
bagus, memikat, lucu atau apapun yang membuat kita menonton/melihatnya. Sekarang
bayangkan konten-konten yang dihadapi anak-anak kita. Apakah memiliki
buku-buku dengan konten yang menarik. LKS yang menggoda untuk
dikerjakan. Ataukah bahan ajar mereka hanya sekedar ditumpuk saja dan
dibuka saat ada PR gurunya. Siapakah yang salah? Apakah siswanya yang
tidak memiliki motivasi belajar? Ataukah gurunya yang tidak bisa
memberikan konten yang menarik? Ataukah menyalahkan buku/konten
tersebut? Interaktivitas
menjadi salah satu daya tarik yang memungkinkan penulis blog
berinteraksi dengan pengunjung baik melalui komentar dari
postingan/tulisan yang diterbitkan maupun melalui buku tamu. Berbagai alasan orang untuk ngeblog, diantaranya :
Buat gaya-gayaan
Menyalurkan hobi
Ajang curhat
Menambah penghasilan
Sarana belajar
Mengasah kemampuan
Eksistensi
Iseng
Setelah
menemukan motivasi yang kuat untuk nge blog selanjutnya tentukan blog
apa yang akan kita tulis. Berbagai tema blog misalnya tentang politik,
pribadi, kesehatan, perjalanan, riset, olahraga, hukum, agama,
pendidikan, hobi, bisnis, komunitas, dan masih banyak lagi. Pembahasan lebih lanjut akan difokuskan pada pengembangan blog untuk
kepentingan pendidikan, yang secara singkat disebut dengan Edu Blog. Dengan melalui blog edu ini diharapkan tercapai manfaat sebagai berikut :
Mempermudah komunikasi guru
Menumbuhkan tumbuhnya dialog
Konten pembelajaran bervariasi
Meningkatkan interaktivitas
Meningkatkan kemampuan menulis
Dsb
*Postingan ini sebelumnya dimuat pada blog penulis yang lain. Dan untuk kepentingan pembinaan bagi guru, postingan dipindahkan ke sini.
Tak
sengaja di buku Ubah Mindset Pembelajaran : 10 Langkah Mendidik Siswa
Secara Kreatif dan Humanis yang ditulis oleh Yusron Aminullah, saya
menemukan ada pembagian tipe guru. Pembagian tipe guru ini merujuk pada
kategori manusia dalam berhubungan sosial yang sering dipakai oleh Emha
Ainun Najib alias Cak Nun.
Dalam
buku tersebut, Yusron Aminullah memotret ada 5 kategori guru yaitu dari
guru wajib, guru sunnah, guru makruh, guru mubah, dan guru haram.
1. Guru Wajib
Guru wajib ini merupakan guru yang keberadaannya sangat dibutuhkan oleh murid dan sekolah. Guru wajib ini memiliki ciri-ciri :
- Jika tidak ada, murid dan sekolah akan merasa kehilangan
- Cara mengajarnya professional
- Cara hidupnya dapat menjadi teladan
- Sulit mencari gantinya
- Sosok yang menjadi panutan
- Selalu memelihara energi positif
2. Guru Sunnah
Guru sunnah ini merupakan guru yang keberadaannya sangat dibutuhkan oleh murid dan sekolah, namun bukan satu-satunya
Guru sunnah ini memiliki ciri-ciri :
- Jika tidak ada, murid dan sekolah akan merasa kehilangan
- Cara mengajarnya professional
- Cara hidupnya dapat menjadi teladan
- Tapi tidak sulit mencari gantinya
- Sosok yang menjadi panutan
- Selalu memelihara energi positif
3. Guru makruh
Guru makruh ini merupakan yang keberadaannya dianggap tidak penting oleh murid dan sekolah, bahkan bisa disebut menjadi beban
Guru makruh ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Jika tidak ada, murid dan sekolah merasa senang karena tidak membuat repot
- Cara mengajarnya di bawah standar
- Cara hidupnya tidak dapat menjadi teladan
- Tidak sulit mencari gantinya
- Sosok tidak bisa menjadi panutan
- Seringkali menunjukkan energi negatif
4. Guru Mubah
Guru mubah ini adalah guru yang keberadaannya biasa-biasa saja
Guru mubah ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Gurunya tidak istimewa
- Cara mengajarnya pas-pasan
- Cara hidupnya juga biasa, tidak bisa menjadi teladan
- Tidak sulit mencari gantinya
- Hidup dalam energi negatif
5. Guru Haram
Guru haram ini adalah guru yang keberadaannya sangat tidak dibutuhkan
Guru haram ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Tidak mengajar dan tidak berada di sekolah
- Cara mengajarnya tidak profesional
- Cara hidupnya tidak bisa menjadi teladan
- Sosok yang tidak layak menjadi panutan
- Selalu memelihara dan menunjukkan energi negatif
Di mana posisi Anda???
Tentunya diharapkan guru-guru di Indonesia berada dalam kategori 1 atau 2. Jangan sampai menjadi guru makruh, mubah, atau haram.
Sumber gambar : https://www.brilio.net/news/ini-14-guru-ganteng-dan-cantik-indonesia-bikin-kamu-betah-di-kelas-151125u.html
Bahan bacaan :
Aminullah, Yusron. 2014. Ubah Mindset Pembelajaran : 10 Langkah Mendidik Siswa Secara Kreatif dan Humanis. Aswaja Pressindo
*Postingan ini sebelumnya dimuat di arsyadriyadi.blogspot.com
Literasi digital ini merupakan salah satu dari Gerakan Literasi Nasional yang dicanangkan oleh Pemerintah. Literasi digital, menurut Paul Gilster dalam bukunya yang berjudul Digital Literacy (1997), diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti komputer
Dengan menguasai literasi digital ini, kepala sekolah diharapkan dapat terbantu dalam melakukan pengembangan sekolah maupun peningkatan pencapaian standar nasional pendidikan, yang berbasis IT.
Materi yang harus dikuasai oleh kepala sekolah meliputi :
Penggunaan aplikasi office word untuk penyusunan laporan pengembangan 8 SNP
Penggunaan aplikasi office excel untuk melakukan administrasi sarana, keuangan, dan pembelajaran
Penggunaan aplikasi office power point untuk membuat bahan presentasi
Membuat dan memanfaatkan e-mail
Menyimpan file menggunakan google drive
Memilih media sumber belajar digital dari interne
Detail materinya bisa dengan cara mendownload materi Literasi Digital.
Gagal membuat rencana sama artinya dengan menyiapkan kegagalan.
Sebuah kalimat yang seringkali kita dengar, karena memang perencanaan itu sebagai blue print ke arah mana sebuah sekolah akan dibawa. Mau dibentuk seperti apa sekolah yang dipimpin. Perencanaan yang baik merupakan awal dari sebuah keberhasilan.
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan menjelaskan bahwa Rencana Kerja Sekolah (RKS) terdiri dari Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) yang menggambarkan apa yang akan dicapai sekolah dalam waktu 4 tahun, dan juga Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang merupakan rencana kerja kegiatan sekolah dalam setahun. RKT yang dibuat tentunya berdasarkan pada RKJM. Dalam pelaksaan RKT, maka perlu dianggarkan dalam bentuk Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). RKJM, RKT, dan RKAS ini yang menjadi pedoman dalam pengelolaan sekolah agar bisa berjalan dengan baik, efektif, dan efisien demi pengembangan mutu pendidikan.
Dalam RKJM dimuat tujuan, program kegiatan, dan perkiraan sumber daya yang dibutuhkan selama 4 tahun. Sedangkan dalam RKT dimuat program jangka pendek/tahunan sebagai jabaran atau operasional RKJM.
Tujuan disusunnya RKJM
menjamin agar tujuan sekolah yang telah dirumuskan dapat dicapai dengan tingkat kepastian tinggi dan resiko kecil.
memberikan arah kerja yang jelas tentang pengembangan sekolah
acuan dalam mengidentifikasi dan mengajukan sumber daya pendidikan tang diperlukan dalam pengembangan sekolah
menjamin keterkaitan dan konsistensi dalam perencaaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan
mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat, dan
menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkesinambungan
Fungsi RKS :
legitimasi
pengarah
minimalisasi ketidakpastian
minimalisasi pemborosan sumber daya
penetapan sumber kualitas
Prosedur Pengembangan RKS
Awali dengan pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah (EDS).
Buatlah rekomendasi berdasar kelebihan dan kekurangan yang ditemukan dalam EDS untuk dilakukan perbaikan
Lakukan monitoring dan evaluasi
Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dilaksanakan dengan menggunakan instrumen mengenai Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dari EDS ini dihasilkan peta mutu sekolah yang menggambarkan kondisi sekolah yang merupakan capaian SNP sekolah. Peta mutu ini juga dapat dilihat di rapor mutu sekolah.
Rekomendasi dari hasil EDS ini tentunya banyak jumlahnya. Untuk itu perlu dibuat prioritas dengan mengkaji masalah utama dalam mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Sehingga program yang dibuat benar-benar mengarah kepada perbaikan mutu pendidikan/sekolah.
Monitoring dapat dilakukan secara internal yang selanjutnya dalam jangka waktu tertentu dilakukan evaluasi. Hasil evaluali dituangkan dalam bentuk laporan sebagai wujud akuntabilitas manajemen penyelenggaraan sekolah. Laporan ini juga digunakan sebagai dasar kinerja serta dasar untuk melaksanakan perencanaan berikutnya.
Rencana Kerja Tahunan memuat ketentuan yang jelas mengenai :
kesiswaan
kurikulum dan kegiatan penyelenggaraan
pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangannya
sarana dan prasarana
keuangan dan pembiayaan
budaya dan lingkungan sekolah
peran serta masyarakat dan kemitraan
rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan dan pengembangan mutu
RKJM yang baik minimal memenuhi komponen sebagai berikut :
Analisis lingkungan strategis
Analisis kondisi saat Ini dilihat dari keterlaksanaan SNP
Analisis pendidikan 4 tahun mendatang
Visi, misi, sekolah
Tujuan sekolah 4 (empat) tahun mendatang
Identifikasi tantangan nyata (kesenjangan kondisi antara kondisi saat ini terhadap kondisi pendidikan 4 tahun mendatang)
Program strategis
Rencana kerja yang mencakup 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, meliputi program, kegiatan, indikator keberhasilan atau hasil yang diharapkan, waktu pelaksanaan, kebutuhan pembiayaan, penanggungjawab atau pelaksana.
Jadwal kegiatan monitoring dan supervisi.
Contoh Sistematika RKJM
Bab I Pendahuluan, yang berisi : a) latar belakang; b) landasan hukum; c) tujuan; d) manfaat; dan e) ruang lingkup RKJM
Bab II Profil Sekolah, yang memuat visi, misi, tujuan sekolah, dan data penting sekolah lainnya.
Bab III Proses Penyusunan RKJM, yang berisi uraian rekomendasi hasil EDS atau hasil analisis lainnya dan proses penetapan skala prioritas.
Bab IV Rencana Kerja 4 tahun, yang berisi uraian rencana kerja empat tahun secara komprehensif. Biasanya dibuat dalam bentuk matriks, memuat program, kegiatan, indikator keberhasilan atau hasil yang diharapkan, waktu pelaksanaan, kebutuhan pembiayaan, penanggungjawab atau pelaksana.
Bab V Penutup, yang berisi tujuan, harapan, kebermanfaatan RKJM, rencana pengembangan dan rekomendasi.
Contoh sistematika RKT
Bab I Pendahuluan, yang berisi : a) latar belakang; b) landasan hukum; c) tujuan; d) manfaat; e) ruang lingkup RKT
Bab II Profil Sekolah, yang memuat visi, misi, tujuan sekolah, dan data penting sekolah lainnya.
Bab III Rencana Kerja tahun berjalan, yang menguraikan rencana kerja satu tahun, mencakup seluruh standar dalam SNP. Biasanya dibuat dalam bentuk matriks, berisi program, kegiatan, indikator keberhasilan atau hasil yang diharapkan, waktu pelaksanaan, kebutuhan pembiayaan, penanggung jawab atau pelaksana.
Bab IV Penutup, yang berisi tujuan, harapan, kebermanfaatan RKT, rencana pengembangan dan rekomendasi.