Thursday, July 29, 2021

Cara Mengelola Perpustakaan Sekolah

Cara Mengelola Perpustakaan Sekolah

Panduan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sebagai jantungnya sekolah seyogyanya dikelola dengan baik. Salah satu rujukan yang bisa dipakai adalah buku Panduan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama dari Kemdikbud yang disusun oleh Sukarjono dan Wahyudiati serta ditelaah oleh Irene Susida W. Dengan mempelajari panduan ini, diharapkan tenaga perpustakaaan akan dapat mengelola perpustakaan baik secara manual maupun terotomasi sesuai dengan kaidah pengelolaan perpustakaan yang umum dilakukan.

Manajemen Perpustakaan
Sebagai sumber informasi dan sumber pengetahuan, perpustakaan sekolah hendaknya memiliki visi yang selaras dengan visi sekolah. Kebijakan perpustakaan sebagai jabaran dari visi haruslah memperhatikan berbagai aspek seperti kebutuhan serta kemampuan yang dimiliki sekolah. Kebijakan perpustakaan ini harus melibatkan seluruh komponen sekolah serta dipahami oleh semua pihak. Sehingga perpustakaan bukan sekedar gedung yang besar tetapi sunyi tetapi memang benar-benar menjadi jantungnya atau pusatnya sekolah.

Sumber daya yang dimiliki sekolah meliputi 1) pendanaan dan anggaran; 2) lokasi; 3) ruang; 4) pemanfaatan teknologi informasi; dan 5) ketenagaan.

Tahapan-tahapan dalam melakukan tata kelola perpustakaan meliputi 1) pengembangan koleksi perpustakaan; 2) pengorganisasian informasi (pengolahan bahan perpustakaan), 3) pemanfaatan perpustakaan; serta 4) perpustakaan berbasis TIK.

Secara ringkas dapat dituliskan ada 3 tahap pengelolaan perpustakaan yaitu pengembangan, pengorganisasian informasi, dan pemanfaatan.

Pengembangan Koleksi Perpustakaan
Kegiatan pengembangan koleksi perpustakaan meliputi 4 tahap, yaitu :
1. Seleksi bahan perpustakaan
2. Pengadaan bahan perpustakaan
3. Penyiangan koleksi
4. Perawatan koleksi
5. pemeliharaan koleksi
Dalam melakukan seleksi kita bisa menggunakan berbagai alat bantu seperti katalog penerbit, daftar buku IKAPI, bibliografi, daftar buku, dan lainnya. Untuk terbitan luar negeri, bisa digunakan books in print, katalog, ulrich's international periodical's directory dan internet tentunya.

Pengelola perpustakaan juga harus memahami berbagai jenis koleksi perpustakaan yang meliputi :
a. Buku (buku teks, buku penunjang, bacaan, buku referensi dan buku biografi). 
b. Terbitan berkala
c. Bahan kartografi
d. Audio visual
e. Multimedia
Jadi jenis koleksi perpustakaan bisa berbentuk media cetak maupun elektronik. Sedangkan genre-nya bisa fiksi maupun nonfiksi.

Pengorganisasian Informasi
Pengorganisasian informasi meliputi :
1. Inventarisasi
2. Katalogisasi
3. Klasifikasi
4. Pasca Katalogisasi
Untuk proses katalogisasi kita bisa menggunakan Klasifikasi Persepuluhan Dewey (Dewey Decimal Classification/DDC). Klasifikasi dengan menggunakan DDC umum dipakai di Indonesia serta mudah dilakukan meskipun membutuhkan ketelatenan tersendiri. 

Secara ringkasnya skema DDC adalah sebagai berikut.
Ringkasan pertama (Kelas utama)
000 - Karya umum
100 - Filsafat, Psikologi dan disiplin terkait
200 - Agama
300 - Ilmu-Ilmu Sosial
400 - Bahasa
500 - Ilmu-Ilmu Murni
600 - Ilmu-Ilmu Terapan
700 - Kesenian
800 - Kesusastraan
900 - Geografi Umum dan sejarah serta cabangnya
Untuk ringkasan berikutnya seperti seratus divisi maupun seribu seksi bisa dilihat lebih lanjut di panduan DDC tersebut.

Dalam penentuan klasifikasi ini perlu dilakukan analisis subjek dilakukan dengan memperhatikan isi dan kandungan buku dalam berbagai subjek yaitu subjek dasar, subjek sederhana, subjek majemuk, serta subjek kompleks. Dalam subyek kompleks dikenal fase (hubungan antara subjek-subjek) yang meliputi fase alat, fase bias, fase pengaruh, dan fase perbandingan.
Contoh :
  • Buku yang berjudul "Penggunaan Komputer Dalam Kelas", akan ditempatkan pada subjek KELAS KOMPUTER atau PROSES BELAJAR MENGAJAR
  • Buku berjudul "Internet untuk Siswa SLTP", maka tempat subjeknya pada INTERNET
  • Buku yang berjudul "Pengaruh Pemberian Pupuk Urea bagi Tanaman Jagung", maka tempatkan subjeknya pada TANAMAN JAGUNG.

Pemanfaatan Perpustakaan
Ada 3 sistem layanan perpustakaan, yaitu sistem terbuka, sistem tertutup, dan sistem campuran. Ketiga jenis layanan itu tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing yang dapat ditentukan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tiap-tiap perpustakaan.

Jenis layanan yang disediakan perpustakaan bisa dalam bentuk layanan sirkulasi maupun layanan referensi. Dalam menyelenggarakan layanan sirkulasi perlu diperhatikan hal-hal berikut : 1) administrasi keanggotaan; 2) peraturan perpustakaan; 3) cara pencatatan denda; 4) perlengkapan layanan sirkulasi; 5) proses peminjaman buku; serta 6) proses pengembalian buku.

Perpustakaan Berbasis TIK
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di perpustakaan salah satunya untuk melakukan berbagai kegiatan otomatisasi. Kegiatan otomatisasi ini tentunya diawali dengan menginput data koleksi dan input data anggota. Setelah itu bisa dilakukan pencetakan (label, barcode, katalog), pencetakan kartu anggota serta melakukan sirkulasi otomatis yang meliputi peminjaman dan pengembalian.

Demikian sekilas mengenai tata kelola perpustakaan dengan mengacu pada buku panduan dari Kemdikbud. Pengelolaan perpustakaan ini pada dasarnya meliputi manajemen perpustakaan, pengembangan koleksi perpustakaan, pengorganisasian informasi, pemanfaatan perpustakaan, serta pemanfaatan TIK untuk otomatisasi perpustakaan.

Sumber Referensi :
Panduan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah


Wednesday, April 21, 2021

Penulisan Soal Penilaian Ganda Sesuai Kaidah Puspendik

Penulisan Soal Penilaian Ganda Sesuai Kaidah Puspendik

Penulisan Soal Penilaian Ganda Sesuai Kaidah Puspendik
Materi penulisan soal ini sudah berulang kali ditampilkan dalam berbagai kesempatan serta mudah didapatkan di internet. Tetapi, agar lebih mudah menemukannya maka materi-materi pembinaan untuk guru ini akan dipostingkan secara bertahap.

Materi penulisan soal yang saya ringkas dari panduan ini saya dapatkan pada tahun 2017, saat menjadi tim penulis soal dari Puspendik (Pusat Penilaian Pendidikan) yang sekarang bernama Puspenjar (Pusat Asesmen dan Pembelajaran). Mengalami revisi maupun penolakan dalam pembuatan soal merupakan hal yang biasa, tetapi memang sebagai cara untuk dapat meningkatkan kualitas soal yang dibuat.

Materi ini kembali diajarkan kepada para guru, untuk kebutuhan analisis butir soal sebagai bagian dari komponen audit mutu pada komponen penilaian. Dan memang analisis butir soal ini juga ditemukan pada beberapa komponen saat penilaian kinerja kepala sekolah (PKKS). Meskipun tentunya, pemahaman serta penerapan dari materi penulisan soal ini seharusnya dilakukan untuk kepentingan pembelajaran.

Bagan Pengembangan Soal Puspendik
Bagan Pengembangan Soal Puspendik


Tahapan pengembangan bank soal meliputi: 1) Penyusunan kisi-kisi; 2) Penulisan soal; 3) Review dan Revisi (Telaah dan Perbaikan); 4) Perakitan soal. 5) Uji coba soal; 6) Analisis kuantitatif; dan 7) Seleksi soal. 

Dalam praktik pelatihan untuk guru, tidak selengkap seperti bagan di atas, tetapi fokus pada penyusunan kisi-kisi, penulisan soal, serta tahap revidew dan revisi. Untuk selanjutnya, perlu juga dilakukan pelatihan analisis kuantitatif secara sederhana berbasis excel atau menggunakan program yang sudah banyak beredar, misalnya Anates, Bigsteps, Winsteps, Quest, Conquestuest maupun RUMM.

Penyusunan Kisi-Kisi

Komponen kisi-kisi terdiri atas komponen identitas dan komponen matriks sebagai berikut. Komponen matriks terdiri dari kompetensi dasar, kelas dan semester, materi, indikator, level kognitif, dan nomor soal.

Contoh Kisi-Kisi Bahasa Indonesia - Puspendik


Pada komponen indikator perhatikan 3 hal berikut yaitu subjek, perilaku yang akan diukur, dan kondisi/konteks/stimulus

Contoh :

Kondisi/konteks/stimulus : Disajikan gambar letak benda dan jarak bayangan benda pada lensa. Bila benda digeser mendekati/menjauhi lensa,

Subjek : peserta didik

Perilaku : dapat menghitung jarak bayangan benda pertama dengan jarak bayangan benda setelah benda digeser

Sehingga indikatornya dapat dituliskan sebagai berikut:

Disajikan gambar letak benda dan jarak bayangan benda pada lensa. Bila benda digeser mendekati/menjauhi lensa, peserta didik dapat menghitung jarak bayangan benda pertama dengan jarak bayangan benda setelah benda digeser

Kaidah Penulisan Soal

Kaidah penulisan soal meliputi komponen materi, konstruksi, dan bahasa yang dapat diuraikan sebagai berikut :

 Materi

1. Soal harus sesuai dengan indikator.

2. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.

3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar.

❑ Konstruksi

1. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.

2. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang

diperlukan saja.

3. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.

4. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.

5. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relative sama.

6. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, “Semua pilihan jawaban di

atas salah” atau “Semua pilihan jawabandi atas benar”.

7. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan

urutan besar kecilnya nilai angka tersebut atau kronologisnya.

8. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus

jelas dan berfungsi.

9. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

❑ Bahasa

1. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa

Indonesia.

2. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat jika soal akan digunakan

untuk daerah lain atau nasional.

3. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.

4. Setiap pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan

merupakan satu kesatuan pengertian.

Hal-hal penting lain yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal:

1. Soal tidak boleh menyinggung suku, agama, ras, antargolongan (SARA).

2. Soal tidak boleh bermuatan politik, pornografi, promosi produk komersil (iklan)

atau instansi (nama sekolah, nama wilayah), kekerasan, dan bentuk lainnya yang

dapat menimbulkan efek negatif atau hal-hal yang dapat menguntungkan atau

merugikan kelompok tertentu.

Dengan banyaknya kaidah tersebut, kita  fokus pada kaidah yang pertama  yaitu soal sesuai indikator. Ketika soal sudah sesuai indikator baru kita lihat kaidah berikutnya. Sedangkan jika kaidah ini tak terpenuhi soal harus diganti dulu.

Kaidah yang kedua bahwa jawaban soal harus logis dan homogen berarti pilihan jawaban yang dibuat tidak asal membuat kombinasi dalam pengecohnya. Tetapi, setiap opsi jawaban ada alurnya. Opsi jawaban salah, bukan karena hasil kira-kira atau sekedar membuatnya menjadi sekedar variasi. 

Kaidah ketiga yaitu hanya boleh ada satu jawaban yang benar dan paling benar artinya opsi-opsi jawaban tidak membingungkan karena dibingungkan ada 2 jawaban atau lebih yang mirip-mirip bahkan secara esensi sama. 

Ketiga hal itu yang harus dipegang baik-baik sebelum melihat dari kaidah konstruks atau bahasa. Melanggar kaidah pertama jelas soal harus diganti. Melanggar kaidah 2 dan 3 maka opsi jawaban yang harus diganti. Sedangkan untuk kaidah lainnya bersifat revisi semata. (Beda ya antara diganti dengan revisi?).

Tuesday, April 13, 2021

Profil Sapti Winarni, S.Pd - Kepala SMP Negeri 3 Mrebet Purbalingga


Profil Sapti Winarni, S.Pd - Kepala SMP Negeri 3 Mrebet Purbalingga
Sapti Winarni - Kepala SMP N 3 Mrebet

Sapti winarni, S. Pd. Berasal dari desa Karang Petir, Kalimanah, Purbalingga. Lahir dari pasangan Soekarno-Supinah. Dari desa terpencil yang kecil, mungil, indah dan asri pada tanggal 17 Oktober 1965 sebagai anak ke 7. Wiwin panggilan sehari hari masa kecilnya 🌷.

Menempuh pendidikan dasar di SD kr petir melanjutkan ke SMPN 2 Kalimanah lanjut ke SMAN 1 Purbalingga. Kemudian menempuh kependidikan D3 Seni tari IKIP Semarang lulus thn 1987 dan melanjutkan S1 di UMP jurusan Sejarah. Menikah dg Didik Budi Prasetyo, memiliki 3 anak.

Menjadi guru sejak th 1989 di SMPN 1 Kutasari dan diangkat menjadi Kepala Sekolah di SMPN 3 Mrebet tahun 2018. 

Kepala sekolah yang dulunya memiliki hoby menari ini memiliki motto "Sekali mendayung, melampaui beberapa pulau". dan berkat sentuhan dinginnya, SMP Negeri 3 Mrebet meraih berbagai penghargaan seperti Juara 2 OPSI Tingkat Nasional tahun 2018, Finalis NYIA LIPA Tingkat Nasional Tahun 2017-2018, Juara 3 OSN IPA SMP Tingkat Kabupaten Purbalingga tahun 2018, Juara 1 KKR SMP Tingkat Kabupaten Purbalingga tahun 2019, Juara 1 Futsal Piala Dandim Tingkat Kabupaten Purbalingga tahun 2018 dan seambreg prestasi lainnya.

Hasil Karya :

Artikel
1. Pentingnya Kepala Sekolah Memahami Manajemen
2. Kompetensi Guru Era Revolusi Industri 4.0; 
3. Upaya Menumbuhkan Kesadaran Ekologis Peserta Didik.

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS), berjudul Meningkatkan Kompetensi Guru Tidak Tetap dalam Pembelajaran Melalui Supervisi Klinis Tehnik Kunjungan Kelas di SMPN 3 Mrebet"

Buku berjudul "Menjadi Sekolah Berwawasan Lingkungan". Sebuah buku yang dihasilkan dari pemikiran dan pengalamannya selama menjadi guru dan kepala sekolah.




Profil Prapto Triono, S.Pd - Kepala SMP N 1 Karangjambu Purbalingga

Profil Prapto Triono, S.Pd - Kepala SMP N 1 Karangjambu Purbalingga
Nama Prapto Triono lahir di Purwokerto 7 Maret 1965.Alamat rumah serang RT05 RW 02.Menjadi Guru sejak tahun 1989 di tugaskan di SMPN 1 Karangreja.Pada tahun 2018 mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah di SMPN 1 KARANGJAMBU sampai sekarang.

Beliau dibesarkan di sebuah desa yang terletak di lereng Gunung Slamet. Desa berhawa sejuk yang berada pada ketinggian 850 m dari ketinggian air laut.

Menempuh pendidikan mulai dari  TK Serang (diajar oleh Ibunya sendiri, Ibu Sugiyarti yang tercinta), selanjutnya melanjutkan ke SD Negeri Serang 2, SMP Negeri 2 Purbalingga, dan SMA Kristen Purwokerto.  Selanjutnya, beliau melanjutkan kuliah  pada  D3 Sejarah Universitas Kristen Satya Wacana  (lulus tahun 1997). Pendidikan S1-nya diselesaikan di universitas yang sama pada tahun 2012.

Menikah dengan Rina Radhisatini dikaruniai 2 orang anak. Hobinya lumayan banyak, mulai dari memainkan gitar, menyanyi (fals), tenis meja serta memanjat gunung (yang tak terlalu tinggi).

Pria yang mudah bergaul ini dengan kumis tawanya yang khas memiliki motto kebahagian hidup bisa terwujud bila bisa bermanfaat dan melayani  sesama. Wajar saja kan, kalau beliau memang mudah untuk berteman dengan siapapun serta ringan tangan terhadap sesamanya.

Monday, April 12, 2021

Profil Guru SMP N 3 Mrebet : Khamdiatin, S.Pd

Profil Guru SMP N 3 Mrebet : Khamdiatin, S.Pd

Profil Guru SMP N 3 Mrebet : Khamdiatin, S.Pd

Haloo… Nama saya Khamdiatin, S.Pd. atau 
biasa disebut Bu Atin. Lahir di kota Purbalingga pada 29 Oktober 1969. Saya merupakan istri dari Guntoro Eko Putro dan ibu dari 3 jagoan bernama Rozan Naufal Putra (24), Hafizh Maulana Nuha Putra (21) dan Shafa Aswangga Putra (18).

Saya bekerja sebagai ASN di SMP N 3 Mrebet sebagai guru Bimbingan Konseling (BK) sejak tahun 2006 sampai sekarang. Sebelumnya pernah mengajar sebagai GTT di SMP N 2 Padamara pada tahun 1994 s.d. 1999. Setelah diangkat sebagai PNS, saya ditempatkan di SMP N 1 Karangjambu dari tahun 1999 s.d. 2006.

Menulis adalah kegiatan yang sedang saya tekuni beberapa tahun terakhir ini. Buku karya pertama saya berjudul “Melanjutkan SEKOLAH atau KERJA” terbit pada Oktober 2020 melalui penerbit Lontar Mediatama, Yogyakarta. Buku tersebut terinspirasi dari tugas saya sebagai guru BK yang memiliki hobi memasak. 

Beberapa tulisan saya yang pernah dimuat di Surat Kabar dan tabloid diantaranya adalah 

1. Upaya Meningkatkan Disiplin Berpakaian Seragam melalui Layanan Informasi dengan Teknik Modeling pada Siswa Kelas VIII E SMP N 3 Mrebet tahun pelajaran 2013/2014 (Jurnal FIG, 2 juni 2015);

2. Pemilu dan Masa Depan Pendidikan (SKH Kedaulatan Rakyat, 14 feb 2019); 

3. Mendikbud Baru dan Harapan Guru (Kedaulatan Rakyat, 21 Nov 2019);

4. Program Guru Asuh untuk Meningkatkan Karakter Baik Peserta Didik (Tabloid Aspirasi, 280, Januari 2020).

Berkat hobi memasak, saya sejak tahun 2001 lalu telah merintis warung makan “Atin Gudeg”. Menu utamanya adalah nasi gudeg yang resepnya merupakan warisan dari keluarga yang asli Jogja. Saat ini, menu-menu Atin Gudeg sudah biasa menjadi sajian resepsi pernikahan, rapat-rapat di sekolah, kantor dan acara-acara lainnya di Purbalingga.

Menjadi guru BK di SMP Negeri 3 Mrebet merupakan berkah tersendiri bagi saya. Bisa membuat siswa keluar ruang BK dengan badan tegak dan percaya diri yang lebih dibandingkan saat masuk ruang BK sudah merupakan kebahagiaan tersendiri bagi saya. Saya merasa sangat bangga saat mendengar ada alumni yang bisa melanjutkan ke sekolah hingga perguruan tinggi pilihan. 

Kini setelah lebih dari 25 tahun mengabdi sebagai guru BK, saya berusaha untuk tetap semangat agar bisa terus memberikan kontribusi terbaik bagi generasi penerus bangsa ini melalui dunia pendidikan

Profil Guru SMP N 3 Mrebet : Priyanto

Profil Guru SMP N 3 Mrebet : Priyanto

Profil Guru SMP N 3 Mrebet : Priyanto
Priyanto lahir di Purbalingga pada tanggal 24 September 1979, dari pasangan Achmad Sukadi dan Senen (Almh) di desa Majapura. Masa kecil dan remajanya ia habiskan di Majapura dengan mengenyam pendidikan agama di masjid Baitul Muttaqien di bawah asuhan KH. Ahmad Syafi’i dan Kyai Khoerun, selanjutnya di Pondok Pendidikan Islam (PPI) Majapura di bawah asuhan KH. Mas’ut Noer Halim, kemudian belajar kitab kuning di rintisan Pondok Pesantren Mambaul Hisan di bawah asuhan KH. Slamet Nurhayanto.

Priyanto menempuh pendidikan formal di SD N 2 Majapura, SMP N 2 Bobotsari, SMK KB Purbalingga, S-1 PAI STAIN Purwokerto, S-2 MPI IAIN Purwokerto, dan saat ini sedang menempuh pendidikan S-3 Studi Islam di IAIN Purwokerto.

Beberapa karya tulisnya dimuat di mediamassa, majalah dan jurnal. Adapun karya tulis berupa buku yang sudah diterbitkan diantaranya; Spiritualitas Pendidikan Islam (2016), Khasanah Pendidikan Islam (ed.) (2017), Konsep Bermain Dalam PAI (2017), Kepemimpinan Sekolah Islam (2018), Moderasi Islam Antologi Wacana Pendidikan dan Agama (2019), kontributor buku Moderasi Beragama dalam PAI (2019), Kontributer dalam Buku Kazanah Pendidikan Indonesia Julid 1, 2, dan 3 (2020) dan Arah Baru Pendidikan Agama Islam di Era Digital (2020).

Penulis aktif diberbagai pelatihan, sebagai peserta, narasumber, fasilitator, maupun instruktur k-2013. Ayah dari Harfian Muhammad Iqbal (kelas 8 SMP) dan Hauriza Maulidya Islami (kelas 6 SD), adalah guru PAI sekaligus Wakil Kepala SMP N 3 Mrebet dan merupakan guru SMP berprestasi Kab. Purbalingga (2015). Saat ini diamanahi sebagai Ketua MGMP PAI SMP Kab. Purbalingga 2017-2021, dan Ketua DPD AGPAII Kab. Purbalingga 2019-2024.

Friday, February 26, 2021

Persiapan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) tahun 2021 (Bagian 2)

Catatan Persiapan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (Bagian 1)

Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) - Bina GTK
Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) meskipun rutin dilaksanakan setiap tahun tetapi tentunya harus dipersiapkan dengan baik oleh semua warga sekolah. PKKS ini bukan semata-mata penilaian terhadap kepala sekolah tetapi juga penilaian terhadap sekolah. Di sinilah kebersamaan, gotong-royong, kerja sama dan kolaborasi antara kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan, siswa, dan orang tua/komite diuji.

Untuk menyiapkan PKKS ada langkah-langkah yang bisa dilakukan, sebagai berikut :
1. Pembagian tugas dan pahami instrumen
Pembagian tugas ini sangat penting untuk mempermudah memetakan serta mengumpulkan bukti fisik yang dibutuhkan tiap indikator. Setelah tim dibagi, maka tiap anggota tim untuk memahami instrumen sesuai tugasnya masing-masing. Di sini juga dibutuhkan adanya koordinator (misal wakil kepala sekolah) yang membawahi semua tim. Karena ada dokumen-dokumen yang menjadi milik bersama beberapa indikator sehingga perlu adanya kesepakatan yang jelas antar penanggung jawab tiap indikator.

2. Mengumpulkan data awal
Data awal dibutuhkan sebagai modal awal yang telah dimiliki sekolah. Idealnya, apapun yang dilakukan sekolah hendaknya diarsip. Tetapi kenyataannya, berbagai dokumentasi sekolah termasuk hasil kegiatan belajar berada di berbagai tempat termasuk di penyimpanan online.

3. Inventarisasi kekurangan bukti fisik dan riset
Bukti-bukti awal yang ditemukan kemudian diinventarisasikan sesuai indikator. Selanjutnya didata bukti fisik yang belum ditemukan. Pada proses ini selain mencari berbagai bukti fisik juga melakukan berbagai riset mengenai sistematika laporan, format-format pelaporan, maupun bukti pendukung lain.

4. Lengkapi bukti fisik
Bukti-bukti fisik yang ditemukan atau yang memang harus dibuat dikumpulkan dan didata.

5. Simulasi
Simulasi bisa dilakukan oleh tim sekolah maupun dengan pengawas pembinanya. Simulasi dilakukan dengan menilai sendiri menggunakan instrumen/software yang ada. Dari simulasi ini akan diketahui berapa perkiraan capaian PKKS serta bukti fisik mana yang belum terpenuhi. Selanjutnya, kekurangan diperbaiki.

Langkah-langkah persiapan PKKS bisa menggunakan langkah sebagai berikut. (Sesuaikan dengan kebutuhan).

Persiapaan PKKS - bina GTK
Pada saat mencermati indikator-indikator penilaian sangat mungkin menemukan bukti fisik karena ketidaktahuan format atau ragu-ragu. Di sinilah pentingnya riset dari berbagai sumber termasuk buku panduan Kepala Sekolah maupun Modul Penguatan Kepala Sekolah.

Berikut contoh bukti-bukti fisik PKKS yang perlu dipenuhi

1. Buku Penghubung Wali/Kesiswaan/BK
Misalnya ada yang belum memahami apa itu buku penghubung wali bisa mencari di internet. Ada yang format sederhana.
Sangat mungkin wali kelas telah membuatnya di buku catatan lain, tinggal menyesuaikan dengan format yang lebih sistematis.


Berikut buku penghubung yang sangat lengkap, benar-benar berupa buku, dari SMP N 1 Benjeng - Gresik. Buku penghubungnya memiliki sistematika seperti ini :

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Visi Misi SMPN 1 Benjeng
Janji Siswa
Tata Tertib SMPN 1 Benjeng
Surat Pernyataan Selama Menjadi Siswa:
Biodata
A. Data Pribadi Siswa
B. Data Keluarga
C. Kesehatan Jasmani
D. Data Fisik
E. Riwayat Pendidikan
F. Data Pendidikan Di Smp
G. Aktifitas Dalam Kegiatan Kelompok
H. Kecenderungan Bakat/Minat
I. Hobi
J. Rencana Masa Depan
K. Mata Pelajaran yang disukai
L. Mata pelajaran yang tidak di sukai
M. Data belajar di rumah
N. Fasilitas Belajar di rumah
O. Kesulitan Belajar di rumah
P. Denah Rumah
KLASIFIKASI PELANGGARAN
REKAP PELANGGARAN
SURAT PERNYATAAN SISWA
DATA ABSENSI
REKAP NILAI
PELAKSANAAN APLIKASI INSTRUMENTASI
PELAKSANAAN KUNJUNGAN RUMAH
PELAKSANAAN KONFRENSI KASUS
PELAKSANAAN ALIH TANGAN KASUS
CATATAN ANEKDOT
LAYANAN FORMAT INDIVIDU DAN KELOMPOK YANG DITERIMA
CATATAN PRESTASI
GAMBARAN TINGKAH LAKU
KEGIATAN EKSTRA KURIKULER YANG DIIKUTI SISWA
Pesan dan Kesan


2. Penilaian Portofolio

Penilaian Portofolio dapat diartikan sebagai teknik penilaian yang dilakukan dengan cara menilai hasil karya peserta  didik  yang  berupa  kumpulan  tugas,  karya,  prestasi  akademik/non  akademik,  yang dikerjakan/dihasilkan peserta  didik. Contoh  karangan,  puisi, surat,  lukisan, laporan  penelitian, laporan kerja kelompok, sertifikat atau tanda penghargaan yang pernah diterima oleh peserta didik.  Kumpulan  ini  menggambarkan  minat,  perkembangan,  prestasi  dan  kreativitas  peserta didik pada satu periode tertentu. (https://ainamulyana.blogspot.com/2016/03/pengertian-dan-langkah-langkah.html)

Di sini tiap peserta didik, memilih hasil karya terbaiknya sesuai dengan kesepakatan penilaian. Misalnya dalam 1 semester mengumpulkan 1 karya terbaik dari masing-masing penilaian praktik, produk, dan proyek yang pernah dilakukan. 

Bagaimana menilainya?
Terlebih dulu, guru membuat instruksi atau petunjuk penilaian portofolio.
1. Siswa diminta memilih karya terbaiknya (misal 12 tiap semester)
2. SIswa diminta membuat tulisan untuk mendeskripsikan mengapa karya terbaik itu yang dipilih
3. Siswa menyusun portofolio sesuai ketentuan
4. Penilaian bisa menggunakan kriteria seperti kualitas sampel karya terbaik, kemampuan yang ditunjukkan dari karya yang dibuat, kerapian penyusunan portofolio, serta hasil refleksi terhadap tulisan yang dibuat.

(Buka salah satu panduan inspirasi soal ujian di https://www.binagtk.com/p/download-modulpanduanmateri.html)

Jadi, terkait dengan portofolio bukan cara dengan menilai ulang sampel karya yang dikumpulkan karena sudah dinilai pada penilaian sebelumnya.

3. Evaluasi dan tindak lanjut
Masih ditemukan juga kesulitan dalam membuat evaluasi dan tindak lanjut.
Secara sederhana bisa menggunakan berbagai format sebagai berikut.
evaluasi dan tindak lanjut - bina gtk


tindak lanjut supervisi akademik - bina gtk
Sumber : Modul Supervisi Akademik - Kepala Sekolah Pembelajar 2016

3. Sistematika  Program atau Laporan
Sistematika laporan bisa ditemukan di buku panduan kerja kepala sekolah atau model kepala sekolah pembelajar

Sistematika Program Kesiswaaan
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB.I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Landasan Hukum
C. Tujuan
BAB II PERENCANAAN
A. Penerimaan Peserta Didik Baru
B. Penerimaan Peserta Didik Pindahan
C. Orientasi Peserta Didik Baru
D. Pelayanan Bimbingan dan Konseling
E. Kegiatan Ekstrakurikuler
F. Pembinaan Prestasi Peserta Didik
G. Penghargaan Peserta Didik Berprestasi
H. Penelusuran dan Pendayagunaan Alumni
BAB III. PELAKSANAAN
BAB IV. PENGAWASAN DAN EVALUASI
BAB V. PENUTUP

Sistematika Program Pengawasan dan Pengelolaan Akademik
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB.I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Landasan Hukum
C.Tujuan
BAB II PEMANTAUAN (MONITORING)
A.Proses Pemantauan (Monev)
1.Tahap Perencanaan
2. Tahap Pelaksanaan
B.Teknik Monitoring
BAB III.SUPERVISI
A. Teknik supervisi akademik
1.Teknik supervisi individual
a. Kunjungan kelas
b. Observasi kelas
c. Pertemuan individual
d. Kunjungan antar kelas
e. Menilai diri sendiri
2. Teknik supervisi kelompok
B.Sasaran Kegiatan
C.Waktu Pelaksanaan
BAB IV.EVALUASI, PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT
A.Evaluasi
B.Pelaporan
C.Tindak lanjut

Lampiran :
1.Teknik Pemantauan
2.Jadwal Supervisi
3.Instrumen Penilaian RPP
4.Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran.
5.Pelaporan

Sistematika Laporan Pelaksanaan Supervisi Akademik

Identitas
Bab I Pendahuluan
Bab II Kerangka Pikir Pemecahan Masalah
Bab III Pendekatan dan Metode Supervisi
Bab IV Hasil Pelaksanaan Program Supervisi
Bab V Penutup
Lampiran
Bukti pelaksanaan supervisi (instrumen yang sudah terisi, foto kegiatan)

(Bersambung ....)


Tuesday, February 23, 2021

Persiapan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) tahun 2021 (Bagian 1)

Persiapan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) tahun 2021

Persiapan PKKS - binagtk.com

Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) meskipun dilaksanakan secara rutin tetapi tetap harus dipersiapkan dengan baik. Sayang jika ada kegiatan atau dokumentasi yang sebenarnya dilaksanakan atau ada tetapi tidak dimasukkan dalam penilaian karena persiapan yang kurang. Termasuk juga, beberapa dokumen yang sebenarnya mudah dicari seperti buku panduan atau SK yang sebenarnya ada tetapi saat pelaksanaan tidak dapat menunjukkan.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah, pada BAB VII tentang Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah Pasal 12 disebutkan bahwa :

(1) Penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah dilakukan secara berkala setiap
tahun dan secara kumulatif setiap 4 (empat) tahun.
(2) Penilaian kinerja tahunan dilaksanakan oleh pengawas sekolah/madrasah.
(3) Penilaian kinerja 4 (empat) tahunan dilaksanakan oleh atasan langsung dengan
mempertimbangkan penilaian kinerja oleh tim penilai yang terdiri dari pengawas
sekolah/madrasah, pendidik, tenaga kependidikan, dan komite sekolah dimana
yang bersangkutan bertugas.
(4) Penilaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. usaha pengembangan sekolah/madrasah yang dilakukan selama menjabat kepala sekolah/madrasah;
b. peningkatan kualitas sekolah/madrasah berdasarkan 8 (delapan) standar
nasional pendidikan selama dibawah kepemimpinan yang bersangkutan;
dan
c. Usaha pengembangan profesionalisme sebagai kepala sekolah/madrasah;
(5) Hasil penilaian kinerja dikategorikan dalam tingkatan amat baik, baik, cukup,
sedang atau kurang.
(6) Penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah dilaksanakan sesuai pedoman
penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dituliskan bahwa pengawas sekolah/madrasah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya wajib melakukan penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah, baik dalam bidang pembelajaran maupun dalam bidang tugas pokok dan fungsinya sebagai kepala sekolah. Penilaian kinerja guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah dilakukan oleh pengawas sekolah/madrasah yang relevan dengan menggunaan instrumen Penilaian Kinerja Guru (PK Guru) dan Instrumen Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS).

Merujuk pada Peraturan Mendikbud RI No. 6 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah disebutkan bahwa Kepala Sekolah adalah guru yang diberi tugas untuk memimpin dan mengelola satuan pendidikan. Dalam Permendibud No. 6 Tahun 2018 juga disebutkan bahwa tugas pokok kepala sekolah adalah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas pokok manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada Guru dan tenaga
kependidikan. Dalam hal terjadi kekurangan guru pada satuan
pendidikan, Kepala Sekolah dapat melaksanakan tugas pembelajaran atau pembimbingan agar proses pembelajaran atau pembimbingan tetap berlangsung
pada satuan pendidikan yang bersangkutan. Tetapi, tugas pembelajaran atau pembimbingan tersebut merupakan tugas tambahan di luar tugas pokoknya. Sedangkan bagi kepala sekolah yang ditempatkan di SILN selain diberikan tugas  untuk melaksanakan promosi kebudayaan Indonesia.

Dan sama dengan guru, Kepala Sekolah juga harus merencanakan dan melaksanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yang terdiri dari Pengembangan Diei (PD), Publikasi Ilmiah (PI), dan Karya Inovatif (KI).

Berdasarkan regulasi tersebut, maka instrumen Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS), sejak tahun sebelumnya pun sudah menggunakan instrumen terbaru. Instrumen tersebut secara ringkasnya memuat :
1. Pelaksanaan Tugas Pokok, yang terdiri dari manajerial, pengembangan kewirasusahaan, dan supervisi guru dan tenaga kependidikan.
2. Pelaksanaan Tugas Tambahan, yang terdiri dari pelaksanaan pembelajaran dan pelaksanaan promosi budaya indonesia bagi kepala SILN
3. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, yang terdiri dari pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif.
4. Kegiatan Penunjang

Terkait dengan Persiapan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) ini bisa juga membaca postingan Menelaah Instrumen dan Menyiapkan Bukti Fisik Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS)


Rujukan :

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya

Salinan Peraturan Mendikbud RI No. 6 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah


Sunday, February 14, 2021

Modul Diklat Penguatan Kepala Sekolah Tahun 2019

Modul Diklat Penguatan Kepala Sekolah Tahun 2019

Diklat penguatan kepala sekolah ini diikuti oleh kepala sekolah yang sedang menjabat menjadi kepala sekolah tetapi belum memiliki Surat Tanda Tamat Pendidikan. Berbeda dengan skenario pada guru yang baru lolos seleksi Calon Kepala Sekolah harus lulus diklat Calon Kepala Sekolah.

Pada pelaksanaan diklat penguatan kepala sekolah, banyak sekali pelajaran yang didapatkan, dari berbagai materi serta bagaimana pembelajaran yang dilakukan dengan penuh interaktif, diskusi, membahas materi maupun lembar kerja.

Berikut modul-modul yang didapatkan saat diklat penguatan kepala sekolah :
  1. Literasi digital
  2. Teknik analisis manajemen
  3. Pengembangan RKS
  4. Pengelolaan Keuangan
  5. Pengelolaan Kurikulum
  6. Pengelolaan Sarana dan Prasarana
  7. Pengelolaan Peserta Didik
  8. Pengelolaan PTK
  9. Supervisi dan PK Guru
  10. Supervisi dan PK Tendik
  11. Rencana PKB
  12. Kepemimpinan Perubahan
  13. Pengembangan Kewirausahaan
Dari modul-modul tersebut kita bisa belajar bagaimana mengelola sekolah beserta sumber daya yang dimilikinya. Kita juga dapat menemukan berbagai format yang dibutuhkan untuk melakukan pengelolaan sekolah, meskipun bisa dikembangkan lebih lanjut karena yang format atau sistematika pada modul itu sebagai contohnya.

Contoh sistematika RKJM dan RKS dari modul Pengembangan RKS

Sistematika RKJM
Bab I Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Landasan Hukum
c. Tujuan
d. Manfaat
e. Ruang Lingkup RKJM

Bab II Profil Sekolah
Memuat visi, misi, tujuan sekolah, dan data penting sekolah lainnya.

Bab III Proses Penysusunan RKJM 
Menguraikan rekomendasi hasil EDS atau hasil analisis lainnya dan proses penetapan skala prioritas.

Bab IV Rencana Kerja 4 tahun
Menguraikan rencana kerja empat tahun secara komprehensif. Biasanya dibuat dalam bentuk matriks, memuat program, kegiatan, indikator keberhasilan atau hasil yang diharapkan, waktu pelaksanaan, kebutuhan pembiayaan, penanggungjawab atau pelaksana.
Bab V Penutup
Berisi tujuan, harapan, kebermanfaatan RKJM, rencana pengembangan dan rekomendasi.

Dari RKJM yang dibuat, dibuat RKT sebagai jabarannya dengan sistematika sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Landasan Hukum
c. Tujuan
d. Manfaat
e. Ruang Lingkup RKT

Bab II Profil Sekolah
Memuat visi, misi, tujuan sekolah, dan data penting sekolah lainnya.

Bab III Rencana Kerja tahun berjalan
Menguraikan rencana kerja satu tahun, mencakup seluruh standar dalam SNP. Biasanya dibuat dalam bentuk matriks, berisi program, kegiatan, indikator keberhasilan atau hasil yang diharapkan, waktu pelaksanaan, kebutuhan pembiayaan, penanggung jawab atau pelaksana.

Bab IV Penutup
Berisi tujuan, harapan, kebermanfaatan RKT, rencana pengembangan dan rekomendasi.

Dari modul Teknik Analisis Manajemen, kita bisa belajar cara melakukan analisis SWOT, sebagai bentuk analisis lingkungan internal dan eksternal. Dan ternyata masih ada banyak analis lain seperti force field analysis, brainstorming, diagram pohon, diagram fishbone, model causal,  model matriks, check sheet, stratifikasi,  model skala nilai,  matriks USG,  diagram pareto, model problem
priority,  teknik komparasi, cost benefit.

Berikut contoh analisis SWOT yang digunakan untuk  menentukan strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT.
Matrik SWOT - bina GTK
Untuk lebih jelasnya silahkan Download Modul Penguatan Kepala Sekolah Tahun 2019


Thursday, February 11, 2021

Menelaah Instrumen dan Menyiapkan Bukti Fisik Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS)

Menelaah Instrumen dan Menyiapkan Bukti Fisik Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS)

Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS)  ini merupakan penilaian unjuk kerja kepala sekolah yang diawali dari proses mengumpulkan fakta, mengolah, menganalisis serta menginterpretasi data/bukti fisik yang ada. PKKS ini menjadi tanggung jawab pengawas sekolah sebagai dasar untuk pengembangan profesional dan pengembangan karir kepala sekolah serta pertimbangan perolehan angka kredit bagi kepala sekolah tersebut.

Instrumen yang dipakai pada penilaian kinerja kepala sekolah yang terbaru mengacu pada formulir penilaian kinerja kepala sekolah yang dikeluarkan oleh Subdit Penilaian Kinerja & Pengembangan Karir Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud RI Tahun 2018.

Formulir Penilaian Kinerja Kepala SMP
Formulir Penilaian Kinerja Kepala SMP
Formulir tersebut memuat berbagai bukti fisik, yang secara umum dibagi menjadi 4 yaitu bagian pelaksanaan tugas pokok, pelaksanaan tugas tambahan, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), serta kegiatan penunjang. Pelaksaan tugas pokok meliputi manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi GTK. Pelaksanaan tugas tambahan meliputi pelaksanaan pembelajaran serta pelaksanaan promoso budaya Indonesia bagi Kepala SILN atau Kepala Sekolah Indonesia di Luar Negeri. 

Sedangkan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) sama halnya dengan guru meliputi pengembangan diri, publikasi ilimiah, dan karya inovatif.  Kegiatan penunjang berisi ijazah yang dimiliki, tugas tambahan lain yang relevan, memperoleh penghargaan/tanda jasa Satya Lencana Karya Satya serta melakukan pembimbingan kepada sekolah lain.

Ringkasnya isi formuir tersebut adalah sebagai berikut.

instrumen PKKS

Komponen manajerial dalam PKKS meliputi perencanaan program, pengelolaan SNP, pengawasam dan evaluasi, kepemimpinan sekolah serta Sistem Infomasi Manajemen (SIM). Sedangkan kalau Pengembangan Kewirausaah dan Supervisi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) meliputi perencanaan, pelaksanan, dan evaluasi.


Komponen Manajerial PKKS


Bagaimana menyiapkan bukti fisika penilaian kinerja (PKKS) itu?
Beberapa waktu yang lalu saat pembinaan di sebuah sekolah dalam rangka menyiapkan PKKS ini, disepakati bahwa pelaksanaan PKKS ini memiliki goal/target sebagai berikut berjalan dengan lancar, tidak bikin pusing, dapat dipertanggungjawabkan, hasilnya maksimal serta mendapatkan nilai bagus. Harapan-harapan para guru dan tendik saat itu tentunya akan bisa tercapai jika dilakukan perencanaan serta komitmen yang kuat untuk melaksanakan PKKS.

Tim atau sekolah perlu mempersiapakan skedule/jadwal kerja terkait dengan pelaksanaan PKKS ini, misalnya meliputi 1) pembagian tugas; 2) memahami instrumen/formulir; 3) mengumpulkan data awal yang dimiliki sekolah; 4) menginventaris kekurangan yang ada; 5) melakukan riset untuk melengkapi kekurangan tersebut, misalnya kebutuhan format perencanaan program sampai laporannya; 6) melengkapi bukti fisik; 7) melakukan gladi/simulasi; 8) menyempurnakan temuan hasil gladi/simulasi tersebut; 8) finishing dan siap untuk melakukan PKKS dengan Tim Penilai.

Bukti fisik dalam PKKS ini bisa meliputi dokumen administrasi maupun bukti lain misalnya dokumentasi kegiatan berupa foto. Meskipun sifatnya sebagai portofolio tetapi memang harus disiapkan tim yang solid baik untuk mengklasifikasi bukti yang sudah ada maupun untuk menentukan format yang cocok terkait dengan bukti fisik yang dibutuhkan.

Misalnya pada komponen manajerial mengenai Dokumen Rencana Kerja Menengah (RKJM) bisa menggunakan sistematika sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Landasan Hukum
c. Tujuan
d. Manfaat
e. Ruang Lingkup RKJM

Bab II Profil Sekolah
Memuat visi, misi, tujuan sekolah, dan data penting sekolah lainnya.

Bab III Proses Penyusunan RKJM
Menguraikan rekomendasi hasil EDS atau hasil analisis lainnya dan proses penetapan skala prioritas.

Bab IV Rencana Kerja 4 tahun
Menguraikan rencana kerja empat tahun secara komprehensif. Biasanya dibuat dalam bentuk matriks, memuat program, kegiatan, indikator keberhasilan atau hasil yang diharapkan, waktu pelaksanaan, kebutuhan pembiayaan, penanggungjawab atau pelaksana.

Bab V Penutup
Berisi tujuan, harapan, kebermanfaatan RKJM, rencana pengembangan dan rekomendasi.

Sedangkan sistematika Rencana Kerja Tahunan (RKT) sebagai jabaran dari RKJM adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Berisi landasan hukum, tujuan, manfaat, dan ruang lingkup RKT

Bab II Profil Sekolah
Memuat visi, misi, tujuan sekolah dan data penting sekolah lainnya.

Bab III Rencana Kerja Tahun Berjalan
Berisi uraian rencana kerja satu tahun yang mencakup seluruh standar dalam SNP. Biasanya dibuat dalam bentuk matriks, berisi program, kegiatan, indikator keberhasilan atau hasil yang diharapkan, waktu pelaksanaan, kebutuhan pembiayaan, penanggung jawab atau pelaksana.

Bab IV Penutup
Berisi tujuan, harapan, kebermanfaatan RKT, rencana pengembangan dan rekomendasi

Sistematika ini merujuk pada Modul Pelatihan Penguatan Kepala Sekolah bagia  Pengembangan Rencana Kerja Sekolah (MPPKS - RKS) tahun 2019.

Untuk bukti-bukti fisik yang lain bisa merujuk pada Modul Kepala Sekolah Pembelajar Tahun 2016 maupun 2019, Buku Kerja Kepala Sekolah, Panduan Tenaga Administrasi, Tenaga Perputakaan, Gerakan Literasi Sekolah (GLS), Panduan Pengembanagan UKS serta berbagai panduan lain. Silahkan dilihat di link berikut ini :
https://www.binagtk.com/p/download-modulpanduanmateri.html

Tentunya, nanti kita bersama-sama menyiapkan semua format-format yang dibutuhkan sesuai dengan panduan yang ada maupun berbagai sumber lain.

Selamat berkarya.


Monday, February 8, 2021

Pembekalan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) Tahun 2021 di SMP Negeri 5 Purbalingga

Pembekalan Program Guru Induksi (PIGP) Tahun 2021 di SMP Negeri 5 Purbalingga

Pendidikan Induksi Guru Penggerak (PIGP) - binagtk.com
Pembekalan Program Guru Induksi (PIGP) di SMP Negeri 5 Purbalingga




Pada hari Senin (08/2/2021), dilaksanakan di SMP N 5 Purbalingga yang diikuti oleh 4 Guru Pemula, 4 Guru Pembimbing, dan 3 Kepala SMP N 4 Mrebet, SMP N 5 Mrebet, dan SMP N 5 Purbalingga. 

Pada pembekalan ini disampaikan  hal-hal sebagai berikut :

Pengantar diawali dengan paparan/diskusi mengenai hubungan antara efektivitas guru dengan tingkat prestasi siswa. Menurut Dawson dan Billingsley (2000), guru yang memiliki efektifitas tinggi bisa menaikkan prestasi siswa dari 53 % menjadi 83% dari tahun pertama sampai tahun ketiga. Sedangkan guru yang efektifitasnya rendah hanya menaikkan prestasi siswa dari 14% menjadi 29% selama 3 tahun. Artinya ada hubungan yang sangat signifikan antara guru yang efektif dengan prestasi siswa. Untuk itu sangat relevan jika Program Induksi Guru Pemula (PIGP) ini dijadikan sebagai wadah untuk membekali guru-guru pemula agar menjadi guru yang kompeten.

Selanjutnya dibahas mengenai dasar hukum, pengertian, tujuan, prinsip, peserta, hak dan kewajiban, tempat dan waktu pelaksanaan, pihak yang terkait langsung (guru pembimbing, kepala sekolah, dan pengawas). Pada bagian ini dijelaskan berbagai hak dan kewajiban guru pemula, kriteria dan tanggung jawab pembimbing serta tanggung jawab kepala sekolah dan pengawas sekolah.

Selanjutnya dijelaskan mengenai pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) yang diawali dengan Model Pelaksaaan PIGP. Di sini dijelakan alur pelaksanaan PIGP yang diawali dengan persiapan, pengenalan sekolah/madrasah, pelaksanaan pembimbingan, penilaian dan pelaporan.

Program Induksi ini diawali dengan tahap persiapan yang meliputi analisis kebutuhan, pelatihan PIGP, penyiapan buku pedoman, serta penunjukkan pembimbing. Pada bulan pertama guru pemula mengamati situasi sekolah, mempelajari buku pedoman dan panduan kerja bagi guru pemula, mempelajari ketersediaan sarana dan prasarana sekolah, serta mempelajari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Pada bulan kedua, guru pemula didampingi pendamping menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta menyusun Rencana Pengembangan Keprofesian (RPK) untuk tahun pertama induksi. Selanjutnya guru pemula melaksanakan proses pembelajaran/pembimbingan dan diobservasi sekurang-kurangnya 1 kali setiap bulan dari bulan kedua sampai bulang kesembilan.

Penilaian yang dilakukan berbasis kinerja yang mengambil maksimal 5 sub kompetensi dari 4 kompetensi guru (pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional). Penilaian ini dilakukan dengan 2 tahap, yaitu pada bulan kedua sampai kesembilan (assessment of learning) dan tahap 2 yang merupakan hasil penilaian kinerja akhir (assessment of learning). Penilaian tahap 1 dijadikan bahan masukan bagi perbaikan guru pemula untuk mendapatkan nilai kinerja yang baik (tahap 2).

Peserta dinyatakan berhasil jika semua nilai sub-kompetensi pada penilaian tahap 2 paling kurang memiiki nilai baik (minimal 76). Peserta yang lulus selanjutnya akan diberikan sertifikat oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Purbalingga sebagai bukti telah menyelesaikan Program Induksi Guru Pemula dengan Baik.

Download presentasi Pembekalan Induksi Guru Pemula (PIGP)

Download Panduan PIGP

Dokumentasi

Pendidikan Induksi Guru Penggerak (PIGP) - binagtk.com

Pendidikan Induksi Guru Penggerak (PIGP) - binagtk.com

Pendidikan Induksi Guru Penggerak (PIGP) - binagtk.com




Wednesday, February 3, 2021

Pengimbasan Bimtek Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) di SMP Negeri 3 Kutasari

Pengimbasan Bimtek Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) di SMP Negeri 3 Kutasari

Pengimbasan Bimtek AKM di SMP N 3 Kutasari

Setelah menyelesaikan materi bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) angkatan 3 tanggal 14 - 18 Januari 2021, selanjutnya saya melakukan pengimbasan hasil bimtek pada tanggal 26 Januari di SMP Negeri 3 Kutasari. 

Pengimbasan ini penting bagi saya, pertama untuk lebih mempertajam pemahaman mengenai bimtek AKM yang saya lakukan dan kedua sebagai sarana untuk mengoreksi langsung kekeliruan pemahaman mengenai materi bimtek dengan rekan-rekan guru yang lain.

Secara garis besar pengimbasan materi bimtek AKM ini meliputi :

1. Pengantar Kegiatan, yang meliputi miskonsepsi tentang Asesmen Nasional (AN) sampai seluk beluk penyelenggaraanya.

2. Konsep Dasar AKM

3. AKM Literasi membaca

4. AKM Numerasi

5. Tindak Lanjut Laporan Hasil AKM

6. Refleksi

pada tindak lanjut laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dibahas mengenai 4 kategori tingkat penguasaan kompetensi, perbedaan pembelajaran berbasis kompetensi dengan berbasis konten, analisis kategori penguasaan kompetensi untuk tindak lanjut pembelajaran, merekomendasikan strategi pembelajaran berdasarkan hasil laporan akm, contoh strategi pembelajaran berbasis kompetens serta diakhiri dengan segitiga belajar: kurikulum, asesmen dan pembelajaran.

Silahkan download presentasi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM).pdf  dan panduan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM).

Berikut video pengimbasan bimtek Asesmen Kompetensi Minimum di SMP N 3 Kutasari. Selamat belajar.